Siapa yang tidak tahu Universitas Gadjah Mada?
Kampus ini adalah kampus pertama dan terbesar yang ada di
Indonesia. Berdiri pada tanggal 19 Desember 1949. Hingga kini memiliki 18
fakultas, 1 sekolah vokasi, 1 sekolah pasca sarjana, dan lebih dari 250 program
studi yang meliputi bidang sains dan teknologi hingga sosial dan humaniora. Pasti
semua orang tahu bahwa kampus yang berlokasi di yogyakarta ini telah melahirkan
tokoh-tokoh besar dalam sejarah pendidikan Indonesia, pasti semua orang tahu kampus
ini telah memberikan banyak kontribusi kepada masyarakat dengan
berbagai program-programnya, pasti semua orang juga tahu bahwa kampus ini telah
memiliki segudang prestasi tingkat nasional hingga internasional. Ya, Inilah UGM.
Inilah kampusku. Universitas yang saat ini mendapat predikat sebagai
universitas terbaik di Indonesia. Begitu terkenalnya, begitu besar dan megahnya
kampus yang kupilih untuk melanjutkan pendidikan selepas SMA. Kampus yang tidak
pernah terbayangkan
sebelumnya bagiku untuk bisa berkuliah disini.
Namun dengan segala kelebihan dan kemegahannya itu, kampusku
memiliki nilai-nilai unik yang mungkin tidak ada di kampus-kampus lain. Nilai itu adalah tentang kerendahan hati.
Entah mengapa, sudah sekitar 2 bulan saya menjalani kehidupan di kampus ini.
rasanya hal yang dibangga banggakan itu tidak lagi dirasakan, menjadi mahasiswa
di kampus ini seperti menjadi mahasiswa biasa yang berasal dari orang biasa dan
akan kembali ke masyarakat biasa untuk merubah sesuatu yang biasa menjadi luar
biasa.
Bangga memang perlu. Tapi kebanggaan itu sepatutnya tidak
malah merendahkan yang lain. Karena rasa bangga yang berlebihan pada diri sendiri
pada akhirnya akan membuat orang itu angkuh, dan susah untuk menghargai orang
lain. Pelajaran itulah yang saya dapat ketika menggunakan jas alamamater UGM
yang berwarna karung goni ini. jas yang penuh kerendahan hati namun besar tanggung
jawab sebagai “agent of change” masyarakat Indonesia.
ke-low profile-an itu mungkin erat kaitannya dengan lingkungan
kampus yang berada di lingkungan Jawa. Kebudayaan Jawa yang masih kental di Yogyakarta turut andil mempengaruhi lingkungan kampus. Hal tersebut merupakan
nilai tambah dari kampus ini. Orang-orang yang ramah, sopan, ber etika dan
bermoral, semua membentuk karakter dan pribadi saya disini.
Dan pada akhirnya aku semakin kagum dan bersyukur telah diberi
kesempatan berkuliah disini, bukan karena megah dan besarnya institusi, bukan
karena UGM adalah kampus terbaik di Indonesia, dan juga bukan karena kampus saya lebih keren atau lebih hebat dari kampus kamu. Tapi karena
hidup bagi saya bukan sekedar mendapatkan materi, tapi juga tentang mendapatkan apa
yang disebut pelajaran hidup. Pelajaran tentang bagaimana kita memposisikan diri diantara
yang lain dan bagaimana kita menjadi orang yang baik dan lebih baik lagi kedepannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar