Rabu, 14 Oktober 2015

Kampusku Penuh Kerendahan Hati


Siapa yang tidak tahu Universitas Gadjah Mada? 

Kampus ini adalah kampus pertama dan terbesar yang ada di Indonesia. Berdiri pada tanggal 19 Desember 1949. Hingga kini memiliki 18 fakultas, 1 sekolah vokasi, 1 sekolah pasca sarjana, dan lebih dari 250 program studi yang meliputi bidang sains dan teknologi hingga sosial dan humaniora. Pasti semua orang tahu bahwa kampus yang berlokasi di yogyakarta ini telah melahirkan tokoh-tokoh besar dalam sejarah pendidikan Indonesia, pasti semua orang tahu kampus ini telah memberikan banyak kontribusi kepada masyarakat dengan berbagai program-programnya, pasti semua orang juga tahu bahwa kampus ini telah memiliki segudang prestasi tingkat nasional hingga internasional. Ya, Inilah UGM. Inilah kampusku. Universitas yang saat ini mendapat predikat sebagai universitas terbaik di Indonesia. Begitu terkenalnya, begitu besar dan megahnya kampus yang kupilih untuk melanjutkan pendidikan selepas SMA. Kampus yang tidak pernah terbayangkan 
 sebelumnya bagiku untuk bisa berkuliah disini. 

Namun dengan segala kelebihan dan kemegahannya itu, kampusku memiliki nilai-nilai unik yang mungkin tidak ada di kampus-kampus lain. Nilai itu adalah tentang kerendahan hati. Entah mengapa, sudah sekitar 2 bulan saya menjalani kehidupan di kampus ini. rasanya hal yang dibangga banggakan itu tidak lagi dirasakan, menjadi mahasiswa di kampus ini seperti menjadi mahasiswa biasa yang berasal dari orang biasa dan akan kembali ke masyarakat biasa untuk merubah sesuatu yang biasa menjadi luar biasa. 

Bangga memang perlu. Tapi kebanggaan itu sepatutnya tidak malah merendahkan yang lain. Karena rasa bangga yang berlebihan pada diri sendiri pada akhirnya akan membuat orang itu angkuh, dan susah untuk menghargai orang lain. Pelajaran itulah yang saya dapat ketika menggunakan jas alamamater UGM yang berwarna karung goni ini. jas yang penuh kerendahan hati namun besar tanggung jawab sebagai “agent of change” masyarakat Indonesia.

ke-low profile-an itu mungkin erat kaitannya dengan lingkungan kampus yang berada di lingkungan Jawa. Kebudayaan Jawa yang masih kental di Yogyakarta turut andil mempengaruhi lingkungan kampus. Hal tersebut merupakan nilai tambah dari kampus ini. Orang-orang yang ramah, sopan, ber etika dan bermoral, semua membentuk karakter dan pribadi saya disini.

Dan pada akhirnya aku semakin kagum dan bersyukur telah diberi kesempatan berkuliah disini, bukan karena megah dan besarnya institusi, bukan karena UGM adalah kampus terbaik di Indonesia, dan juga bukan karena kampus saya lebih keren atau lebih hebat dari kampus kamu. Tapi karena hidup bagi saya bukan sekedar mendapatkan materi, tapi juga tentang mendapatkan apa yang disebut pelajaran hidup. Pelajaran tentang bagaimana kita memposisikan diri diantara yang lain dan bagaimana kita menjadi orang yang baik dan lebih baik lagi kedepannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar