Minggu, 27 Desember 2015

Uniknya bangunan di Jogja




Jogja memang penuh dengan keunikan. Tiada bosan-bosannya mengungkap keunikan kota ini. Orang bilang sih semua sudut kotanya adalah tempat yang romantis. Memang, Jogja dengan segala keistimewaanya selalu dapat membuat kebanggan tersendiri bagi seseorang yang dapat menikmatinya. Salah satunya saya sendiri. Setelah sekitar 1 semester saya berkuliah disini,  saya sangat suka memperhatikan banyak hal di kota ini. Mulai dari budaya, kebiasaan, karakter, dan bahkan bangunannya. Namun khusus kali ini saya ingin membahas tentang bangunannya.

Seperti yang kita ketahui bersama jogja adalah kota dengan segala kekayaan budayanya. Dengan maraknya pembangunan dan modernisasi, kita sebagai masyarakat indonesia tidak sepatutnya meghilangkan corak dan identitas dari budaya kita. Hal ini rupanya sangat konsisten dilakukan di kota jogja. Lihat saja di sepanjang jalan malioboro misalnya, banyak bangunan-bangunan yang masih dipertahankan bentuknya dari dulu hingga sekarang. bukan orang-orangnya yang malas merenovasi, tapi hal ini rupanya sengaja dilakukan oleh dinas pariwisata setempat untuk menjaga identitas kota jogja sebagai kota yang bersejarah.
 
Menurut kakak saya yang kemarin magang di Disparbudpora jogja, setiap tahunnya jogja mendapat kucuran dana keistimewaan dari pemerintah pusat untuk konservasi situs-situs budaya di jogja, dan juga untuk merevitalisasi bangunan-bangunan bersejarah yang ada di jogja. Bahkan juga ada aturan tegas yang mengatur tentang bentuk bangunan ini. jadi bagi orang yang memiliki bangunan yang telah terdata oleh pemerintah kota jogja untuk dilestarikan, maka segala sesuatu proses perubahan yang diinginkan si pemilik harus lapor dan mengantongi ijin dari Disparbudpora. Bahkan untuk mengganti warna cat pun tidak bisa sembarangan. Ribet sekali, tapi efeknya luar biasa kan bagi perkembangan kepariwisataan di jogja.

Jika kita lihat di sekitaran perempatan tugu jogja misalnya. Banyak restoran-restoran cepat saji yang notabene merupakan produk luar namun mau tidak mau harus mematuhi aturan tersebut. Misalnya seperti foto dibawah ini.

Pizza hut Jogja
Unik sekali bukan? layaknya kita melihat adanya perpaduan antara 2 budaya yang sangat sangat kontras. 

Selain itu, jika kalian pergi ke jogja. Sepintas memang tidak ada yang keren dan megah bangunannya. bangunannya kuno. gak modern sama sekali. Contohnya saja gedung ECC UGM ini. Perhatikan saja dari luar, sangat teramat biasa kan.

Namun lihat bagian interiornya, gimana? Bisa dinilai sendiri lah ya.
Interior ECC UGM
saya saja pertama kali lihat gedung ini dari luar berasa tidak percaya gedung se penting ECC UGM di dandani sesederhana ini. tapi ketika masuk, wahhh semuanya sangat berbeda. sangat modern dan sangat nyaman. desain interiornya sungguh sangat kontras dengan eksteriornya.

Hmm, dari gaya bangunannya saja kita semua dapat belajar bahwa sebaiknya tidak perlu kita bagus di luar jika dalamnya masih perlu diperbaiki. Lebih baik terlihat biasa dari luar, namun baik di dalam. Inilah yang namanya low profile men. Selalu merendah walaupun punya kualitas. memang seperti ini karakter kebanyakan orang jawa yang saya temui. Rendah hati dan tidak sombong.

yah mungkin segitu dulu tulisan yang singkat ini. Semoga abstraksi ini dapat menginspirasi kita semua agar selalu menjadi pribadi yang rendah hati seperti karakter kota jogja.

Salam.